Rabu, 19 September 2012

BBP4B-KP Gelar Diseminasi Pindang Higienis di Tabanan



 
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bio teknologi  Kelautan dan Perikanan (BBP4B-KP) bekerjasama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan (Disknalaut) Kabupaten Tabanan  melaksanakan Diseminasi Teknologi Pengolahan Pindang Higienis pada anggota  Poklahsar panjul Segara di Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara, Tabanan, Jum’at – Minggu, (14 – 16/9)
Plt Kepala Diskanlaut Kabupaten Tabanan I Made Subagia, S.Pi, MM dalam sambutannya saat membuka diseminasi mengemukakan rasa terima kasihnya karena Kabupaten Tabanan mendapat kepercayaan menjadi lokasi diseminasi  dari BBP4B-KP. “Kepercayaan ini harus kita jaga dengan baik sehingga kerjasama yang baik antara Pemkab Tabanan dengan kementrian kelautan dan perikanan bisa tetap terjaga di masa mendatang,” paparnya.
Pada kesempatan tersebut Made Subagia juga melaporkan bila pelaksanaan Diseminasi ini  bermula dari survei dan identifikasi yang dilaksanakan oleh BBP4B-KP  pada bulan April 2012 lalu terhadap kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) hasil perikanan di Kabupaten Tabanan. “Dari hasil survey dan identifikasi tersebut, Poklahsar Panjul Segara yang mengusahan pemindangan ikan di Yeh Gangga inilah yang terpilih,” katanya.

Selasa, 04 September 2012

Pokdakan Srikandi Siap Ukir Prestasi


Anggota Pokdakan Mina Srikandi foto bersama dengan Tim Penilai dan Tim Pembina


 Agar bisa tetap bertahan menekuni budidaya ikan lele, pembudidaya ikan harus ulet dan memiliki jiwa wira usaha.

Ketua Tim penilai lomba kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) tingkat Provinsi Bali Ir. I Made Wirya Astawa, M.Si mengemukakan hal itu saat memberikan sambutan dalam penilaian Pokdakan Srikandi di Banjar Soka Kaja, Desa Antap, Selemadeg, yang dipercaya menjadi duta Kabupaten Tabanan, Selasa (4/9).

Menurut Astawa, budidaya ikan lele di Bali berkembang pesat sejak tiga tahun yang lalu. Namun karena ketatnya persaingan pasar serta adanya sejumlah kendala, pembudidaya lele di kolam terpal banyak yang menghentikan usahanya. “Di Bali pembudiaya lele banyak yang gulung terpal karena adanya sejumlah kendala,” ujarnya.

Meski demikian, tambah Astawa, pihaknya memberikan apresiasi postif terhadap pembudidaya lele di Kabupaten Tabanan, khususnya pada Pokdakan Srikandi yang tetap setia selama tiga tahun terakhir ini menekuni usaha budiaya lele di kolam terpal. “Semangat dan keuletan anggota Pokdakan Srikandi dalam menekuni usaha budidaya lele perlu ditiru oleh pembudidaya lele lainnya di Bali,” katanya memuji.