Nama populer ikan yang
memiliki nama latin Channa striata ini memang Gabus. Di Bali, ikan yang dikenal
sebagai hama ikan dan predator ini dikenal dengan nama ikan Deleg. Sedangkan di
daerah lain di Indonesia, ikan gabus ini dikenal dengan beragam nama.
Di
antaranya adalah ikan bocek (Riau), aruan, haruan (Melayu), kocolan (Betawi),
bogo (Sunda), bayong, bogo, licingan (Banyumas), kutuk (Jawa), kabos
(Minahasa). Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama seperti common snakehead,
snakehead murrel, chevron snakehead, striped snakehead dan juga aruan.
Di Bali, sampai saat ini
belum ada yang membudidayakan ikan gabus secara khusus. Maklum saja, benihnya
memang belum diproduksi secara massal dan sulit diperoleh untuk dibudidayakan.
Sementara di alam, ikan gabus juga semakin sulit diperoleh. Beda halnya di
Kalimantan, selain mudah diperoleh di alam bebas (sungai, rawa, danau dsb).
Ikan gabus juga mulai banyak dibudidayakan.
Budidaya ikan gabus
sebenarnya tidak terlalu sulit. Pada prinsipnya sama seperti membudidayakan
jenis ikan lainnya seperti patin, lele atau nila. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah penebaran benih berukuran seragam dan pemberian pakan
secara cukup.
Bila benih yang ditebar
berukuran beragam dan pakan diberikan kurang, akan muncul sifat kanibalismenya.
Ikan gabus akan memangsa sesama yang berukuran lebih kecil.
Kasus tersebut dialami
Nengah Mawan, pembudidaya ikan di Tabanan yang mencoba membesarkan ikan gabus
di kolamnya seluas satu are. Benih yang dibelinya dari Lumajang (Jawa
Timur) sejumlah 1.000 ekor setelah
dipelihara sekitar tiga bulan hanya tersisa 50 ekor saja.
Manfaat ikan gabus
Sama seperti ikan lainnya, ikan gabus juga dikenal sebagai sumber protein yang baik untuk tubuh. Namun dibanding ikan lainnya, diyakini ikan gabus memiliki jenis kandungan gizi yang lebih tinggi.
Menurut Haerudin R. Sadjudin dari Program Manajer Konsorsium
Yayasan Badak Indonesia, selain gizinya lengkap, kandungan protein ikan
gabus sebesar 25,5 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar
protein dari ikan bandeng (20 persen), ikan mas (16, persen), ikan kakap (20,
persen), maupun ikan sarden (21,1 persen).
Satu lagi keistimewaan
ikan gabus yakni sangat kaya akan albumin, salah satu jenis protein penting
bagi tubuh manusia. Albumin diperlukan tubuh manusia, terutama dalam proses
penyembuhan luka-luka. Pemberian daging ikan gabus atau ekstrak proteinnya
telah dicoba untuk meningkatkan kadar albumin dalam darah dan membantu
penyembuhan beberapa penyakit seperti kanker, stroke, gagal ginjal, diabetes
mellitus hingga pengobatan pasca operasi.
Kekurangan albumin dalam
tubuh manusia (hypoalbumin) menyebabkan nutrisi tidak bisa diedarkan dengan
baik ke seluruh tubuh. Bagi anak, kekurangan albumin akan menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan, perkembangan otak yang tidak maksimal, penurunan
kekebalan tubuh hingga menyebabkan anak mudah sakit.
Dalam sebuah penelitian
yang dilakukan Prof. Nurpudji dari Universitas Hasanuddin, Makassar, pemberian
2 kg ikan gabus masak setiap hari kepada pasien pasca operasi akan meningkatkan
albumin mereka menjadi normal. Pemberian ekstrak ikan gabus selama 10-14 hari
menunjukkan peningkatan albumin hingga 0,6 hingga 0,8 g/dl. Kandungan albumin
plus mineral zinc (Zn) dalam tubuh ikan gabus yang sebesar 1,7412 mg/100 g
daging inilah yang membantu proses penyembuhan luka lebih cepat.
Boleh jkadi karena
banyak manfaatnya untuk kesehatan manusia, saat ini di pasaran bisa kita jumpai
daging ikan gabus dalam berbagai bentuk awetan dan olahan. Baik itu awetan ikan gabus dalam bentuk gabus
kering, gabus asap dan awetan lainnya.
Sedangkan dalam bentuk
olahan, bisa kita jumpai dalam bentuk ekstrak yang dikemas dalam wadah kapsul
supaya lebih mudah dikonsumsi setiap saat dan setiap waktu. Namun harganya
memang lumayan relatif lebih mahal
dibandingkan ikan gabus dalam bentuk segar atau awetan. (Agus Rochdianto,
Penyuluh Perikanan Madya di Tabanan)