Blog ini dibuat sebagai dedikasi untuk memajukan dunia Perikanan dan Kelautan di Kabupaten Tabanan - Bali.
Senin, 19 Januari 2009
Terdampar di Pantai Batulumbang Gigi Paus Sperma Dicabuti dijadikan Jimat
Dalam kurun waktu dua minggu, dua ikan paus terdampar di pantai Tabanan. Pada minggu pertama, tepatnya Jumat (2/1) seekor paus panjang 12 meter terdampar di Pantai Yeh Matan, Desa Antap, Selemadeg, Tabanan. Berikutnya, Rabu (14/1) kembali ikan Paus dengan panjang sekitar 10 meter juga terdampar di Pantai Batulumbang, Desa Antap, Selemadeg. Kedua ikan paus tersebut terdampar dalam keadaan sudah mati dan kondisinya sudah mulai membusuk.
Ikan paus yang terdampar di Pantai Yeh Matan, merupakan jenis ikan paus bongkok (Humpback whale/Megaptera novaeangliae) sama seperti jenis puas sebelumnya yang terdampar dan mati di Pantai Kelating, Kerambitan medio Oktober 2007. Ikan paus yang terdampar di Pantai Yeh Matan ini, tulang belulangnya laku terjual Rp 1,5 juta. Konon, tulang ikan paus ini akan diolah lebih lanjut menjadi tepung tulang sebagai bahan pakan ternak dan ikan. Namun beredar rumor juga, tulang ikan paus ini akan digunakan sebagai bahan baku kerajinan. ”Sebagai bahan baku kerajinan, tulang ikan paus kualitasnya hampir sama seperti gading gajah,” kata seorang yang enggan namanya disebut agak kecewa karena gagal membeli tulang paus. ”Saya kalah cepat datang ke sini. Tulangnya sudah dibeli oleh orang lain,” katanya berterus-terang.
Berbeda dengan paus pertama yang terdampar di Pantai Yeh Matan, paus kedua yang terdampar di Pantai Batulumbang adalah jenis paus yang memiliki gigi. Namun gigi ikan paus ini dalam beberapa waktu saja sudah habis dicabuti oleh warga yang berdatangan melihat bangkai puas tersebut. Mereka yang mengambil gigi paus ini mempercayai bila gigi paus ini memiliki tuah sehingga menjadi rebutan. Selain gigi, tulang ikan paus ini juga akhirnya dibeli oleh seorang pengusaha asal Jepang yang tinggal di Denpasar seharga Rp 3 juta. ”Uangnya untuk kas banjar Rp 1,5 juta dan sisanya untuk biaya penguburan paus,” ujar Kepala UPTD Perikanan dan Kelautan Kecamatan Selemadeg Ida Bagus Darma Yadnya, SE
Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama yang hadir di lokasi terdamparnya ikan paus di pantai Batulumbang menghimbau warga setempat agar segera menangani bangkai ikan paus ini secepatnya secara bergotong-royong. Dengan cara ini diharapkan bangkai paus yang sudah mengeluarkan bau busuk ini tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. “Tulang belulang silakan diambil dan dijual, namun bagian dagingnya yang sudah membusuk dan tidak laku dijual harus segera dikubur agar tidak mencemari lingkungan,” pesaannya kepada warga setempat.
Jenis paus sperma
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlaut) Kabupaten Tabanan Ir. I Nyoman Wirna Ariwangsa, MM kepada Manggala menuturkan, dibanding jenis paus sebelumnya yang terdampar di wilayah Pantai Tabanan, jenis paus yang terdampar di Pantai Batulumbang memang jenisnya berbeda karena memililiki gigi. “Berdasarkan literatur serta ciri-ciri yang ada seperti kepalanya yang besar, diduga kuat paus bergigi ini jenis paus sperma,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan oleh Pariama Hutasoit, dari sebuah LSM lingkungan di Sanur yang selama ini dikenal peduli terhadap keberdaan ikan paus di Indonesia. Menurut Pariama, ikan paus yang terdampar di Pantai Batulumbang, Tabanan dan di batubelig, Badung , Rabu (14/1), keduanya adalah jenis paus sperma (Physeter macrocephalus /Sperm whale).
Menurut Pariama, paus sperma adalah hewan terbesar dalam kelompok paus bergigi sekaligus hewan bergigi terbesar di dunia. Paus ini dinamakan karena bahan putih susu spermaceti yang terdapat pada kepalanya, dan pada awalnya dikira sebagai sperma. Kepala Paus sperma yang besar dan bentuk keseluruhannya yang berbeda, ditambah lagi kemunculannya dalam novel Moby-Dick yang ditulis oleh Herman Mellville, membuatnya dikenal sebagai paus arketipe (archetype).
Ciri khas dari Paus Sperma adalah kepalanya yang besar, lebih-lebih untuk pejantannya, yang biasanya bisa mencapai sepertiga daripada panjang badanya. Nama spesiesnya sendiri macrocephaluss diambil dari bahasa Yunani untuk “kepala besar”. Berbeda dengan kulit licin yang dimiliki oleh kebanyakan paus lain, kulit bagian belakang paus sperma biasanya berkedut.
Paus ini mudah teridentifikasi di laut dan merupakan jenis perenang cepat sekitar 20 knot/jam. Ia dapat menyelam sampai kedalaman 300-600 m bahkan beberapa laporan menyatakan sekurang-kurangnya sampai 3000 m. Kebanyakan penyelaman yang panjang dan dalam dilakukan oleh paus sperma jantan.
Penyebaran
Paus sperma dapat dijumpai di semua samudera mulai dari belahan bumi utara dan selatan walaupun penyebarannya tidak merata di setiap tempat. Biasanya paus ini ditemukan di perairan pantai tetapi juga dapat ditemukan di perairan dalam di mana kedalamannya lebih dari 200 m. Hal ini berkaitan dengan satwa buruan sebagai makanannya seperti gurita dan cumi-cumi laut.
Pada musim dingin paus berada di perairan temperate atau sedang dan perairan tropis. Sedangkan pada musim panas paus jantan berada di perairan temperate dan paus betina beserta anak-anaknya akan tetap menetap di perairan tropis.
Di Indonesia paus sperma banyak dijumpai di perairan Selat Malaka, pantai Sumatera dan Jawa, Samudera Indonesia, Timor, Solor, dan Lembata. Para nelayan di Desa Lamalera di Propinsi Nusa Tenggara Timur banyak melakukan perburuan paus jenis ini untuk memanfaatkan daging, kulit dan minyaknya. Daging dan kulitnya umumnya dimakan. Minyaknya digunakan untuk bahan bakar. Jenis paus yang umumnya diburu berukuran panjang 8-10 m. Sayangnya yang umumnya tertangkap adalah paus betina, bahkan terkadang paus yang sedang dalam keadaan mengandung. (gus)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar