Sebanyak 25 orang nelayan dari enam
kecamatan wilayah pesisir di Kabupaten Tabanan, nglurug (mendatangi) Mapolres
Tabanan, Rabu (22/6). Mereka menemui Kapolres guna melaporkan semakin
banyaknya lobster yang ditangkap dengan bubu hilang dicuri di tengah laut.
Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia (HNSI) Kabupaten Tabanan I Ketut Arsana Yasa yang mendampingi perwakilan
kelompok nelayan tersebut, dalam laporannya mengungkapkan bila sejak dua
bulan terakhir ini, bubu lobster yang dipasang nelayan di tengah laut sering
hilang dicuri. Pencurinya diduga kuat nelayan andon (pendatang) dari luar
wilayah Tabanan yang menggunakan perahu bermesin 40 PK. Modusnya, mereka
mendatangi lokasi pemasangan bubu. Berikutnya, mereka mengangkat bubu dan mengambil
lobster yang terperangkap di dalamnya. Ada juga di antaranya yang melakukan
penyelaman dan merusak bubu dengan arit atau pisau untuk mengambil lobsternya.
“Perahu yang digunakan berkisar 2 – 4 buah yang beroperasi pada malam hari hingga
menjelang pagi,” lapornya.
Ketut Arsana Yasa yang akrab dipanggil
dengan nama Sadam menambahkan, guna menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan, pihaknya mengharapkan dukungan pihak kepolisian dalam mengatasi pencurian
tersebut. Hal ini disampaikan Sadam karena nelayan di Tabanan emosinya sudah
memuncak. Pasalnya, selain lobsternya diambil pencuri, bubu yang dipasang nelayan di
tengah laut juga dirusak. Sebulan terakhir ini sudah ada 78 bubu nelayan
yang dirusak. “Nelayan sudah banyak yang emosi. Lobster tidak dapat, bubu yang
dimiliki dirusak pula. Padahal untuk sekali melaut, seorang nelayan
mengeluarkan biaya operasional yang lumayan besar,” paparnya.
Menurut Sadam, pada November 2009 lalu
pihaknya sudah membuat perjanjian tertulis dengan nelayan ngandon dari
Jembrana terkait wilayah penangkapan ikan. Nelayan dari luar wilayah beroperasi di
wilayah di atas tiga mil laut. Sedangkan nelayan Tabanan beropearsi mulai di
daerah pantai sampai batas tiga mil. Namun
hal ini sering dilanggar oleh nelayan andon. Baik yang berasal dari wilayah Jembrana, Kedonganan maupun daerah lain.
Terkait laporan tersebut, Kapolres
Tabanan AKBP. I Made Sudana mengharapkan agar para nelayan bisa menahan diri dan tidak
main hakim sendiri. “Bila menemui hal-hal yang mencurigakan, segera
laporkan kepada petugas. Baik itu yang bertugas di Polsek maupun Pospol Air
yang ada di Yeh Gangga,” katanya sambil menambahkan guna menghindari bentrok
antarnelayan pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan Polres Jembrana dan
Polrestabes Denpasar yang mewilayahi Polsek Kuta Selatan.
Selain itu pihaknya juga akan menerjunkan anggota secara bergilir untuk ikut melaut bersama nelayan. "Guna mengawasi dan mengantisipasi pencurian bubu dan lobster di tengah laut, petugas dengan berpakaian preman akan saya terjunkan secara bergilir melaut dengan nelayan," katanya sambil menambahkan, polisi yang melaut bersama nelayan adalah polisi yang bertugas di Polsek yang mewilayahi pesisir pantai.
Selain itu pihaknya juga akan menerjunkan anggota secara bergilir untuk ikut melaut bersama nelayan. "Guna mengawasi dan mengantisipasi pencurian bubu dan lobster di tengah laut, petugas dengan berpakaian preman akan saya terjunkan secara bergilir melaut dengan nelayan," katanya sambil menambahkan, polisi yang melaut bersama nelayan adalah polisi yang bertugas di Polsek yang mewilayahi pesisir pantai.
Kapolres Sudana juga mengungkapkan
keinginannya akan membangun Kantor Pospol Air di Yeh Gangga yang lebih representative
sehingga petugas jaganya bisa melakukan pengawasan yang lebih baik. “Kantornya
akan dibangun model bertingkat di tempat yang lebih tinggi dan terbuka sehingga
petugas jaga bisa memantau wilayah pantai yang lebih luas,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar