Nelayan di
Kabupaten Tabanan yang sebagian besar mengandalkan hasil tangkapannya di laut berupa lobster,
belakangan banyak yang mengeluh karena lobster yang ditangkap dengan bantuan
bubu sering hilang dicuri orang. Menerima keluhan tersebut Himpunan Nelayan
Seluruh Indonesia (HNSI) dan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kabupaten
Tabanan berang. Mereka akan mengadukannya
ke Polres Tabanan untuk mencari solusi terbaik.
Ketua DPC HNSI Kabupaten Tabanan Ir. I
Ketut Arasana Yasa mengemukakan, kehilangan lobster di laut tersebut sebenarnya
sudah lama terjadi. Namun belakangan pihaknya sering menerima laporan tersebut
dari para nelayan di Tabanan. “Nelayan yang melapor kehilangan bubu dan lobster
semakin banyak. Jumlah lobster yang hilang dicuri tersebut bisa satu ton
sebulan. Kalau harga lobster rata-rata Rp 200 ribu per kilo gram, jumlah
kerugiannya mencapai ratusan juta rupiah,” jelasnya.
Ketut Arsana Yasa yang akrab dipanggil
dengan nama Sadam ini menambahkan, pencuri lobster tersebut berdasarkan
pengamatannya dilakukan oleh nelayan dari luar daerah Tabanan pada malam hari
hingga pagi hari. Modusnya, mereka mendatangi lokasi pemasangan bubu.
Berikutnya, mereka mengangkat bubu dan mengambil lobster yang terperangkap di
dalamnya. Ada
juga di antaranya yang melakukan penyelaman dan merusak bubu dengan arit atau
pisau untuk mengambil lobsternya. “Bubu di bagian pintu dirusak menggunakan
arit,” kata Sadam sambil menyodorkan ponselnya menunjukkan foto bubu yang
dirusak.
Menurut Sadam, pihaknya beberapa waktu
yang lalu pernah memerogoki nelayan dari luar daerah tengah mencuri bubu di
perairan Pantai Soka. Namun ketika didekati, mereka langsung kabur. “Kami tak
bisa mengejarnya karena perahu kami kalah cepat,” katanya sambil menambahkan
mereka umumnya menggunakan menggunakan perahu bermesin 40 PK. Sedangkan
pihaknya hanya menggunan mesin 15 PK.(gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar