Rabu, 21 September 2011

Pokdakan Darma Nadi Kembangkan Lele Unggul Masamo

 
Gubernur Bali Made Mangku Pastika tebarkan benih lele Masamo  produksi Pokdakan Darma Nadi di kolam terpal Simantri Desa Sudiamara, Tabanan.

Meski baru berdiri akhir Desember 2008, Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Darma Nadi di Desa Buruan, Penebel, telah berhasil mengembangkan berbagai jenis (varietas) ikan lele unggul yang ada di Indonesia. Bila awalnya hanya mengembangkan lele dumbo dan Sangkuriang, kini Pokdakan Darma Nadi juga telah berhasil mengembangkan lele Masamo, ikan lele jenis unggul yang berasal dari Afrika.

Ketua Pokdakan Darma Nadi, Gede Nyoman Darma Susila ditemui Manggala, Selasa (20/9) mengemukakan, lele Masamo merupakan ikan lele unggul jenis baru yang calon induknya didatangkan dari Afrika oleh PT. Matahari Sakti, salah satu produsen pakan ikan lele di Mojokerto (Jawa Timur). “Setelah melalui proses penelitian dan perkembangbiakan, keturunan lele dari Afrika tersebut dinamai oleh PT. Matahari Sakti selaku produsennya dengan nama lele Masamo,” katanya sambil menyebutkan, Masamo merupakan kependekan dari Matahari Sakti Mojokerto. “Kami mendapatkan calon induk Masamo dari PT, Matahari Sakti pada tahun 2010 lalu sejumlah 100 pasang. Saat ini produksi benihnya sudah menyebar ke beberapa kecamatan di Tabanan,” tambahnya.



Menurut Darma Susila, dibanding ikan lele jenis lainnya yang sudah dikembangkan terlebih dulu, Lele Masamo memiliki beberapa keunggulan. Di antaraya memiliki pertumbuhan yang cepat, memiliki nafsu makan yang tinggi, lebih tahan terhadap penyakit serta konversi pakannya rata-rata 0,8. Artinya, untuk setiap 0,8 kg pakan yang diberikan bisa menghasilkan ikan lele seberat 1 Kg. “ Dari benih ikan lele Masamo berukuran rata-rata 5 – 8 Cm, dalam waktu sekitar 2,5 bulan sudah bisa dipanen dengan size/ukuran enam ekor sekilo,” katanya sambil menambahkan, ikan lele jenis lainnya paling tidak memerlukan waktu sekitar tiga bulan.

Permintaan tinggi
Meski memiliki sejumlah keunggulan, Darma Susila juga mengakui bila lele Masamo memiliki kelemahan, yakni sifat kanibal yang tinggi. Untuk mengatasi hal ini, maka pemberian pakan yang cukup selama masa pemeliharaan harus mendapat perhatian tersendiri. “Dalam sehari pemberian pakan minimal dilakukan tiga kali dengan jumlah yang cukup,” sarannya. Menurut Darma Susila, meski baru diproduksi beberapa bulan yang lalu permintaan benih lele Masamo ternyata cukup tinggi. Hal ini dikarenakan pembudidaya lele sudah mengetahui keunggulannya. “Sampai saat ini, benih lele Masamo banyak diserap oleh pembudidaya dari Kecamatan Penebel, Tabanan dan Selemadeg Timur,” katanya.

Benih lele Masamo berukuran sekitar 5-8 Cm dijual dengan harga Rp 200 per ekor, sama seperti benih lele lainnya yang diproduksi dan dijual oleh Pokdakan Darma Nadi. Darma Susila menambahkan, selain lele Masamo, Pokdakan Darma Nadi saat ini juga mengembangkan dan memproduksi benih Lele jenis lainnya. Di antaranya adalah Lele Dumbo, Lele Sangkuriang dan Lele Paiton yang juga dikenal sebagai lele jenis unggul. Lele Sangkuriang diperoleh Darma Susila dari BBAT Sukabumi dan Karawang. Sedangkan lele Paiton diperoleh dari PT. Charoun Pokphand, salah satu produsen pakan lele di Jawa Timur. “ Dari berbagai jenis lele tersebut, kami rata-rata baru bisa memproduksi benih sekitar 500 ribu per bulan,” jelasnya.

Menurut Darma Susila, selain menjual benih lele, Pokdakan Darma Nadi juga menjual induk lele unggul dengan harga bervarioasi tergantung jenisnya. Untuk induk lele Masamo harganya Rp 150.000/Kg. Sedangkan lele Dumbo, Sangkuriang dan Paiton harganya sama, yakni Rp 75.000/Kg. “Harga induk Masamo lebih mahal karena ikannya yang paling unggul, memiliki produktivitas benih yang lebih tinggi dibanding jenis lainnya dan tergolong masih baru,” katanya menerangkan. (gus)

Tidak ada komentar: