Kamis, 22 Juli 2010

Ombak Besar, Nelayan Dihimbau tidak Melaut



Beberapa hari terakhir ini, ombak di laut selatan Tabanan tergolong besar dengan ketinggian berkisar 2 – 4 meter. Terkait kondisi tersebut Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlaut) Tabanan serta Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Tabanan menghimbau agar nelayan di wilayah Kabupaten Tabanan untuk tidak melaut dulu guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Kepala Diskanlaut Tabanan Ir. I Nyoman Wirna Ariwangsa, MM ditemui di ruang kerjanya, Selasa (13/7) membenarkan bila ombak laut di wilayah Kabupaten Tabanan belakangan cukup besar. Menurut Ariwangsa, munculnya angin kencang dan ombak besar yang terjadi belakangan ini merupakan siklus tahunan yang biasa terjada pada musim pancaroba. “Pada musim pancaroba seperti saat ini, biasanya angin bertiup kencang dan ombak besar. Hal ini merupakan siklus tahunan,” katanya sambil menghimbau para nelayan di Tabanan untuk sementara waktu tidak melaut dulu.



Menurut Ariwangsa, puncak angin kencang dan ombak tinggi biasanya terjadi pada bulan Juli sampai Agustus sehingga nelayan tidak bisa melaut sama sekali. Namun diakui, cuaca saat sekarang ini sangat sulit ditebak sehingga masyarakat khususnya para nelayan diharapkan waspada dan tidak melaut dulu sampai cuaca kembali membaik. “Nelayan di Tabanan sudah hafal, pada saat-saat seperti sekarang ini cuaca memang kurang baik sehingga mereka banyak yang tidak melaut,” ujarnya. Sementara tidak melaut, para nelayan bisa memperbaiki jarring , jukung, membuat bubu atau mengerjakan pekerjaan lainnya sebagai petani atau buruh.

Ketua HNSI Kabupaten Tabanan I Ketut Arsana Yasa dihubungi secara terpisah mengungkapkan hal senada. Ketut Arsana Yasa yang biasa dipanggil dengan nama Sadam ini mengungkapkan kalau beberapa hari terkahir ini angin kencang bertiup di Tabanan. Akibatnya ombak laut selatan ( Samudra Indonesia) bergolak. “Hari Minggu lalu, tinggi ombak di laut mencapai 4 meter sehingga mencapai jalan raya yang menuju Pantai Pasut,” ungkapnya. Akibat ombak besar tersebut sebuah perahu nelayan yang ditambatkan di pinggir pantai nyaris terseret ombak. Beruntung, saat itu ada nelayan yang mengetahuinya sehingga segera menarik perahu ke tempat yang lebih tinggi.

Menurut Sadam, berdasarkan laporan dari para nelayan di Kabupaten Tabanan, akibat ombak besar yang terjadi belakangan ini, ratusan bubu dan jaring untuk menangkap lobster yang dipasang di tengah laut hilang diterjang ombak dan terbawa arus. “Bubu dan jarring milik nelayan Tabanan yang dipasang di laut banyak yang hilang. Kerugian mencapai ratusan juta,” ungkapnya.


Sementara itu, berdasarkan pantauan di pantai Yeh Gangga, Tabanan, Selasa (13/7), kondisi ombak memang cukup besar. Meski demikian, sejumlah nelayan masih tetap ada yang melaut. “Ombak memang cukup besar. Tapi ada saja nelayan yang tetap melaut. Yang penting hati-hati,” uajar seorang nelayan santai.

Tidak ada komentar: