Kamis, 22 Juli 2010

Dua Nelayan Pasut Digulung Ombak Besar, Diskanlaut Himbau Nelayan Tidak Melaut



Dua orang nelayan dari masing-masing I Made Sudira dan I Made Sandiyasa, Kamis (22/7) kemarin hilang digulung ombak besar di Pantai selatan Tabanan. Hingga berita ini ditulis, kedua nelayan dari Br. Pasut, Desa Tibubiyu, Kerambitan tersebut belum ditemukan. Sementara sekitar jam 13.00 perahu yang digunakan kedua nelayan tersebut ditemukan terdampar di Pantai Pasut dalam kondisi hancur tanpa mesin tempel.

Informasi yang dihimpun di lapangan, kedua nelayan anggota Kelompok Segara Nadi 2 Desa Tibubiyu tersebut melaut sekitar pukul 11.45 menggunakan perahu dengan mesin tempel bantuan dari pemerintah. Keduanya nekat melaut meski pada saat itu kondisi ombak cukup besar. Baru beberapa saat melaut, tiba-tiba ombak besar datang menghantam dan membalikkan perahu. Kedua nelayan yang tidak menggunakan baju pelampung tersebut, diduga terpental dan tenggelam terseret arus. Sekitar pukul 13.00 perahu kayu yang sudah dalam kondisi hancur ditemukan terdampar di pantai.

Ombak Besar, Nelayan Dihimbau tidak Melaut



Beberapa hari terakhir ini, ombak di laut selatan Tabanan tergolong besar dengan ketinggian berkisar 2 – 4 meter. Terkait kondisi tersebut Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlaut) Tabanan serta Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cabang Tabanan menghimbau agar nelayan di wilayah Kabupaten Tabanan untuk tidak melaut dulu guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Kepala Diskanlaut Tabanan Ir. I Nyoman Wirna Ariwangsa, MM ditemui di ruang kerjanya, Selasa (13/7) membenarkan bila ombak laut di wilayah Kabupaten Tabanan belakangan cukup besar. Menurut Ariwangsa, munculnya angin kencang dan ombak besar yang terjadi belakangan ini merupakan siklus tahunan yang biasa terjada pada musim pancaroba. “Pada musim pancaroba seperti saat ini, biasanya angin bertiup kencang dan ombak besar. Hal ini merupakan siklus tahunan,” katanya sambil menghimbau para nelayan di Tabanan untuk sementara waktu tidak melaut dulu.

Bupati Wiryatama Kecewa Ribuan Ikan yang Ditebarkan Mati Keracunan



Ikan nila dan karper yang ditebarkan oleh Bupati Tabanan N. Adi Wiryatama, Senin (28/6) di saluran irigasi Subak Kediri, Desa Nyitdah, Kediri, Tabanan, Senin (5/7) malam sekitar jam 19.30 ditemukan banyak yang mati. Beberapa saat kemudian, jumlah ikan yang mati semakin banyak mencapai ribuan ekor dengan berat diperkirakan sekitar empat ton. Ikan yang mati secara massal ini diduga akibat keracunan.

Bupati Tabanan, N. Adi Wiryatama yang saat kejadian langsung turun ke lokasi menyatakan penyesalannya karena ikan yang ditebarkan di saluran irigasi untuk percontohan tersebut akhirnya mati yang diduga kuat akibat keracunan. “Saya sangat menyesalkan kejadian ini. Agar hal ini tak terulang lagi, saya berharap pihak keamanan untuk mengusutnya,” katanya sambil menambahkan, kejadian ini bisa membuat masyarakat yang akan membudidayakan ikan menjadi jera.

Dari Haasil Lomba Mancing, Bupati Wiryatama Sumbang Pura Rp 100 Juta



Bupati Tabanan N.Adi Wiryatama atas nama keluarga, Sabtu (17/7) menggelar lomba mancing di kolam UPR Pokdakan Eka Murti, Banjar Tegeh, Desa Angseri. Kegiatan lomba mancing kali kedua yang diikuti oleh 250 peserta yang masing-masing dikenakan tiket seharga Rp 1 juta ini, dimaksudkan untuk penggalian dana guna melanjutkan pembangunan Pura Luhur Kahyangana Jagat Pucak Sari Nadi di desa setempat.

Lomba mancing yang memperebutkan door prize hadiah utama berupa mobil Suzuki Pick Up ini, dibuka Bupati Tabanan Adi Wiryatama sekitar pukul 09.10 yang ditandai dengan pemukulan kentongan. “Panitia telah menebarkan ikan nila, lele dumbo, karper dan ikan patin. Juara mancing ditentukan dari perolehan ikan lele berpita tercepat,” ujar Bupati wiryatama dalam sambutan singkatnya sebelum membuka acara mancing.