Sabtu, 25 Juni 2011

Laporkan Pencurian Lobster Nelayan Tabanan “Nglurug” Ke Mapolres



Sebanyak 25 orang nelayan dari enam kecamatan wilayah pesisir di Kabupaten Tabanan, nglurug (mendatangi) Mapolres Tabanan, Rabu (22/6). Mereka menemui Kapolres guna melaporkan semakin banyaknya lobster yang ditangkap dengan bubu hilang dicuri di tengah laut.

Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tabanan I Ketut Arsana Yasa yang mendampingi perwakilan kelompok nelayan tersebut, dalam laporannya mengungkapkan bila sejak dua bulan terakhir ini, bubu lobster yang dipasang nelayan di tengah laut sering hilang dicuri. Pencurinya diduga kuat nelayan andon (pendatang) dari luar wilayah Tabanan yang menggunakan perahu bermesin 40 PK. Modusnya, mereka mendatangi lokasi pemasangan bubu. Berikutnya, mereka mengangkat bubu dan mengambil lobster yang terperangkap di dalamnya. Ada juga di antaranya yang melakukan penyelaman dan merusak bubu dengan arit atau pisau untuk mengambil lobsternya. “Perahu yang digunakan berkisar 2 – 4 buah yang beroperasi pada malam hari hingga menjelang pagi,” lapornya.


Ketut Arsana Yasa yang akrab dipanggil dengan nama Sadam menambahkan, guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya mengharapkan dukungan pihak kepolisian dalam mengatasi pencurian tersebut. Hal ini disampaikan Sadam karena nelayan di Tabanan emosinya sudah memuncak. Pasalnya, selain lobsternya diambil pencuri, bubu yang dipasang nelayan di tengah laut juga dirusak. Sebulan terakhir ini sudah ada 78 bubu nelayan yang dirusak. “Nelayan sudah banyak yang emosi. Lobster tidak dapat, bubu yang dimiliki dirusak pula. Padahal untuk sekali melaut, seorang nelayan mengeluarkan biaya operasional yang lumayan besar,” paparnya.

Menurut Sadam, pada November 2009 lalu pihaknya sudah membuat perjanjian tertulis dengan nelayan ngandon dari Jembrana terkait wilayah penangkapan ikan. Nelayan dari luar wilayah beroperasi di wilayah di atas tiga mil laut. Sedangkan nelayan Tabanan beropearsi mulai di daerah pantai sampai batas tiga mil. Namun
hal ini sering dilanggar oleh nelayan andon. Baik yang berasal dari wilayah Jembrana, Kedonganan maupun daerah lain.

Terkait laporan tersebut, Kapolres Tabanan AKBP. I Made Sudana mengharapkan agar para nelayan bisa menahan diri dan tidak main hakim sendiri. “Bila menemui hal-hal yang mencurigakan, segera laporkan kepada petugas. Baik itu yang bertugas di Polsek maupun Pospol Air yang ada di Yeh Gangga,” katanya sambil menambahkan guna menghindari bentrok antarnelayan pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan Polres Jembrana dan Polrestabes Denpasar yang mewilayahi Polsek Kuta Selatan.

Selain itu pihaknya juga akan menerjunkan anggota secara bergilir untuk ikut melaut bersama nelayan. "Guna mengawasi dan mengantisipasi pencurian bubu dan lobster di tengah laut, petugas dengan berpakaian preman akan saya terjunkan secara bergilir melaut dengan nelayan," katanya sambil menambahkan, polisi yang melaut bersama nelayan adalah polisi yang bertugas di Polsek yang mewilayahi pesisir pantai.  
 
Kapolres Sudana juga mengungkapkan keinginannya akan membangun Kantor Pospol Air di Yeh Gangga yang lebih representative sehingga petugas jaganya bisa melakukan pengawasan yang lebih baik. “Kantornya akan dibangun model bertingkat di tempat yang lebih tinggi dan terbuka sehingga petugas jaga bisa memantau wilayah pantai yang lebih luas,” katanya.

Tidak ada komentar: