Sabtu, 25 Juni 2011

Peringati Hari Lingkungan Hidup, Gubernur Bali Tebar Ikan di Telaga Tunjung


 
Gubernur Bali Made Mangku Pastika beserta pejabat di lingkungan Provinsi Bali dan Kabupaten Tabanan, memperingati hari lingkungan hidup tingkat Provinsi Bali di Bendungan Telaga Tunjung, Desa Timpag, Kermbitan, Bali. Selain melakukan penenaman pohon dan pelepasan burung, pada peringatan yang dipusatkan di Tabanan ini, Gubernur Bali Mangku Pastika juga melakukan penebaran ribuan ekor aneka jenis ikan air tawar di bendungan Telaga Tunjung.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam sambutannya mengungkapkan, dalam beryadnya dan mengucap rasa syukur  kepada Tuhan  tidak semata-mata  hanya datang ke pura untuk bersembahyang.  Banyak hal yang bisa dilakukan dalam beryadnya. Salah satunya adalah dengan melestarikan lingkungan seperti penanaman pohon, penebaran ikan serta menyayangi alam  beserta isinya.  “Penebaran ikan yang kita lakukan pada hari ini di Bendungan telaga Tunjung juga merupakan salah satu bentuk yadnya dan syukur kepada Tuhan,” katanya sambil menambahkan, thema peringatan tahun ini ‘Hutan sebagai  Penyangga Kehidupan’ dirasa sangat tepat. Namun thema ini akan hanya menjadi rangkaian kata indah tat kala tidak dibarengi dengan komitmen yang jelas dari semua pihak.

Menurut Gubernur Pastika, berbagai aktifitas yang digelar  serangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun ini diharapkan akan bisa bermuara pada kesadaran masyarakat, menjaga kelestarian dan kesehatan lingkungan yang akan menjadi gaya dan budaya hidup masyarakat. “Program Bali Green and Bali Clean, merupakan salah satu implementasi konsep yang diwariskan para pendahulu kepada generasi penerusnya yakni Tri Hita Karana. Ini merupakan  bagian dari Yadnya kita  kepada Tuhan,” paparnya.

Gubernur menambahkan, Tri Hita Karana merupakan konsep adiluhung  warisan dari leluhur. Kita sekarang tinggal mengaplikasikanya dengan komitmen yang  jelas dan secara konsisten. “Saya mencanangkan program Bali Green and Bali Clean, bukan merupakan hal baru. Itu barang lama tapi kemasan baru,” ujarnya sambil memaparkan, bila Konsep Tri Hita Karana juga dilengkapi dengan terjemahanya lewat “ Sad Kerthi” yakni enam kegiatan ritual yang terkait dengan penyelamatan lingkungan. ”Ada upacara wana kertih, danu kertih, giri Kertih, Samudra Kertih dan lainnya. Semuanya itu memiliki esensi untuk penyelamatan lingkungan dari ancaman kerusakan,”katanya menegaskan.

Gubernur Pastika menambahkan, pertumbuhan penduduk Bali dan gempuran gelombang  urbanisasi juga memberikan sumbangan besar terhadap kerusakan lingkungan di Bali. “Jumlah penduduk Bali kini sudah mencapai 4 juta jiwa lebih plus pendatang 400 ribu orang, memang memberikan pengaruh terhadap kondisi lingkungan Bali,” ujarnya. Mencegah lebih parahnya kondisi lingkungan Bali sebagai dampak sampah, pihaknya kini sudah memiliki Perda yang mengatur tentang sampah. Dengan perda ini pada nantinya bisa dijadikan acuan oleh kabupaten / Kota di Bali dalam menangani sampah. “Dengan perda ini ada payung  hukum yang jelas bagi kita untuk menangani sampah di Bali. Saya juga berharap Perda ini bisa dijadikan acuan oleh Pemkab dan Pemkot dalam menangani sampah didaerahnya masing-masing,” tandasnya.

Tidak ada komentar: