Guna menjaga
kelestarian lingkungan , budidaya ikan ke depan hendaknya menggunakan sistem
tertutup dengan memanfaatkan jenis bakteri heterotrofik yang bisa mengubah
imbah dari hasil budidaya ikan menjadi sumber protein yang bisa dimanfaatkan
untuk pertumbuhan ikan.
Dr. Ir.
Bambang Gunadi, M.Sc, peneliti perikanan budidaya di Balai Penelitian Pemuliaan
Ikan (BPPI) Sukamandi, Subang, Jawa Barat mengungkapkan hal itu dalam
Loka Karya Pengembangan Perikanan Budidaya yang Produktif dan Berkelanjutan di
aula Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlaut) Tabanan, Jum’at (6/7). Menurut
Bambang, meski teknologi budidaya perikanan sistem tertutup dengan memanfaatkan
bakteri sebenarnya sudah lama ditemukan, namun belum banyak yang menerapkannya
di lapangan.”Melalui loka karya ini, mudah-mudahan teknologi budidaya ikan ramah
lingkungan ini bisa lebih disosialisasikan dan diterapkan oleh para pembudiaya
ikan yang hadir,” katanya berharap.
Pada loka
karya yang digelar atas kerjasama Diskanlaut Tabanan dan Ikatan Alumni Sekolah
Usaha Perikanan (SUPM) Bogor Tahun 1983 ini, Bambang juga menuturkan bila
pakan berupa pelet yang diberikan untuk ikan banyak yang terbuang
sia-sia. Semakin intensif budidaya ikan yang diterapkan, maka semakin banyak
pula pakan ikan yang terbuang. “Berdasarkan hasil penelitian, nitrogen pakan
yang bisa diubah menjadi daging hanya sekitar 25 persen saja. Sedangkan yang 75
persen terbuang,” paparnya.
Terkait hal
itu, Bambang yang membawakan makalah Inovasi Teknologi Baru Perikanan Budidaya
ini menuturkan, dengan menerapkan budidaya ikan sistem tertutup melalui
pemanfaatan bakteri heterotrofik maka, biaya pembelian pakan bisa lebih
ditekan. “Selain ramah lingkungan, budidaya ikan sistem tertutup juga lebih
murah,” jelasnya.
Pada sesi
kedua, Sabtu (7/7) pagi, Opik, S.Pi Kepala Seksi Pengujian pada Balai Pengembangan
Benih Ikan Air Tawar (BPBIAT) Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat yang membawakan
makalah Pengembangan dan Prospek Ikan Nila Nirwana menuturkan bahwa ikan nila
nirwana yang saat ini beredar di masyarakat telah banyak mengalami penurunan
kualitas. Terkait hal itu, BPBIAT Wanayasa telah merilis ikan nila Nirwana II.
“Ikan Nirwana generasi kedua ini lebih unggul dibanding ikan nirwana generasi
pertama. Baik dalam sisi pertumbuhan maupun ketahanannya terhadap penyakit dan
lingkungan,” katanya sambil menambahkan ikan nila Nirwana II saat ini mulai
berkembang di beberapa daerah di Indonesia.
Sementara
itu, Plt. Sekda Kabupaten Tabanan Ir. I Nyoman Wirna Ariwangsa, MM ditemui
seusai acara menyambut antusias loka karya ini karena sejalan dengan Visi
Pemkab Tabanan Serasi yakni Sejahtera Aman dan Berprestasi. “Hasil loka karya
kita harapkan bisa diterapkan di Kabupaten Tabanan,” katanya berharap.
Ariwangsa
juga menyambut baik keinginan Diskanlaut Tabanan untuk mengembangkan Nila
Nirwana II yang telah dirilis BPBIAT Wanayasa. “Kabupaten Tabanan merupakan
sentra pengembangan nila di Bali. Diskanlaut Tabanan saat ini juga telah
mengembangkan beberapa jenis nila. Dalam waktu dekat ini mudah-mudahan bisa
mendatangkan nila Nirwana II untuk dikembangkan di Tabanan,” ujarnya. (gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar