Bintek
Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Pengolahan dan Pemasaran di Aula Diskanlaut
Tabanan
Peran sektor usaha kecil dan menengah dalam memproduksi hasil olahan ikan saat ini masih rendah. Hal ini dikarenakan masih rendahnya tingkat kemampuan pelaku usaha dalam berimprovisasi jenis produk dan pemahaman teknologi, masih rendahnya kemampuan modal usaha yang dimiliki serta masih rendahnya informasi pasar dengan jenis produk yang dihasilkan.
Direktur Usaha dan Investasi Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
(P2HP), Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Ir. Rahmah Hayati Samik
Ibrahim, MM mengungkapkan hal itu dalam sambutannya yang dibacakan oleh
Kasubdit Ketenagakerjaan P2HP Drs. I Made W. Artajaya, M.Si saat membuka acara
Bimbingan Teknis (Bintek) Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Pengolahan dan
Pemasaran di Aula BBI Pesiapan, Diskanlaut Tabanan, Kamis (19/1)
Menurut
Rahmah, kegiatan Bintek ini merupakan wujud kepedulian pemerintah untuk
pengembangan usaha di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan,
khususnya produk-produk yang berbahan baku ikan dan rumput laut. “Dengan bintek
ini, usaha pengolahan ikan dan rumput laut di Kabupaten Tabanan dapat lebih
berkembang dan mempunyai nilai tambah sehingga dapat meningkatkan pendapatan,”
katanya berharap.
Ibu-ibu
peserta Bintek Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Pengolahan dan Pemasaran,
praktek membuat aneka olahan ikan dan rumput laut.
Mewakili
Bupati Tabanan, Asisten II Anom Anthara dalam sambutannya menytakan rasa terima
kasihnya atas perhatian dan dukungan pemerintah pusat terhadap pembangunan
perikanan dan kelautan di Kabupaten Tabanan. Bupati Tabanan berharap adanya
bintek yang dilakukan oleh Ditejen P2HP bisa bermanfaat bagi para peserta.
“Selain mendapatkan tambahan ilmu tentang pengolahan, kita harapkan peserta
juga bisa mengemas hasil olahan ikannya agar konsumen tertarik untuk membeli,”
katanya.
Ikan lele
Sementara itu, Sekretaris Diskanlaut Tabanan I Made Subagia selaku Panitia Pelaksana dalam laporannya mengemukakan, Bintek yang digelar selama tiga hari ini diikuti oleh 70 orang peserta dari seluruh Kabupaten Tabanan. “Peserta terdiri dari para pengolah ikan, UKM, Ibu-ibu PKK dan Dharma Wanita. Sedangkan Instrukturnya dari UKM P2HP pusat dua orang dan dari Direktorat Usaha dan Investasi lima orang,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Diskanlaut Tabanan I Made Subagia selaku Panitia Pelaksana dalam laporannya mengemukakan, Bintek yang digelar selama tiga hari ini diikuti oleh 70 orang peserta dari seluruh Kabupaten Tabanan. “Peserta terdiri dari para pengolah ikan, UKM, Ibu-ibu PKK dan Dharma Wanita. Sedangkan Instrukturnya dari UKM P2HP pusat dua orang dan dari Direktorat Usaha dan Investasi lima orang,” katanya.
Aneka bentuk makanan olahan dari ikan lele
Menurut Made
Subagia, selama pelaksanaan Bintek, peserta akan dilatih membuat aneka olahan
dari bahan rumput laut dan ikan. Dari bahan rumput laut di antaranyan diolah
menjadi jus, sirup, dodol, koktail, selai dan mie instan. Sedangkan olahan ikan
yang dibuat di nataranya berupa nugget, kaki naga, ekado, siomay, keong mas dan
otak. “Khusus untuk aneka olahan ikan, bahannya menggunakan daging ikan lele,”
terangnya.
Kepala
Diskanlaut Tabanan Nyoman Wirna Ariwangsa ditemui di sela-sela kegiatan
mengemukakan, dipilihnya daging ikan lele sebagai bahan baku utama pengolahan
ikan dalam bintek ini, karena produksi ikan lele di Kabupaten Tabanan cukup
melimpah. Selain itu, juga untuk membuktikan bahwa daging ikan lele sebenarnya
bisa diolah menjadi aneka olahan modern seperti nugget, kaki naga, ekado dan
sejenisnya.
Menurut
Ariwangsa, dengan adanya usaha aneka olahan dari daging ikan lele, ke depan
diharapkan pasar lele bisa lebih terbuka lebar. Selain itu, harga jual ikan
lele juga bisa lebih ditingkatkan. “Selama ini aneka olahan ikan umumnya
menggunakan bahan dari ikan laut. Melalui bintek ini kita perkenalkan bahwa
daging ikan lele sebenarnya juga bisa diolah menjadi aneka olahan modern,”
tegasnya. (gus/19012012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar