Rabu, 13 November 2013

Budidaya Ikan Karper



 
Ikan karper atau ikan mas (Cyorinus carpio, L.) merupakan spesies ikan air tawar yang sudah lama dibudidayakan di Kabupaten Tabanan, Bali dan di Indonesia
       Berdasarkan keanekaragaman genetik, ikan karper memiliki keistimewaan karena banyak strain/ras. Hal ini disebabkan karena: 1) penyebaran daerah asal mulai dari Cina sampai ke daratan Eropa sangat luas dengan keadaan lingkungan yang bervariasi dan secara geografis terisolasi, 2) daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan, 3) akumulasi mutasi dan 4) seleksi secara alami maupun oleh karya manusia.
        Daya adaptasi yang tinggi juga menyebabkan ikan mas dapat hidup dalam ekosistem dataran rendah sampai dataran tinggi (sampai ketinggian 1800 m dpl.). Strain tersebut tampak dari keragaman bentuk sisik, bentuk tubuh dan warna. Beberapa strain yang sudah di kenal di tanah air diantaranya adalah Majalaya, Punten, Sinyonya, Domas, Merah/Cangkringan, Kumpai dan sebagainya.
      Usaha pemeliharaan ikan mas makin berkembang, dengan ditemukannnya teknologi pembesaran secara intensif di KJA (karamba jaring apung) dan KAD (kolam air deras). Dengan demikian kebutuhan benih makin meningkat.


Usaha Pembenihan
A. Persiapan Kolam
     Persiapan kolam untuk kegiatan pemijahan ikan nila antara lain perbaikan
pematang agar pematang tidak bocor, meratakan dasar kolam dengan kemiringan mengarah ke kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup pintu pengeluaran dengan paralon, pemasangan saringan di pintu pemasukan serta pengisian kolam dengan air.
      Pemasangan saringan dimaksudkan untuk menghindari masuknya ikan-ikan liar sebagai predator atau kompetitor yang dapat mempengaruhi kuantitas hasil produksi maupun kualitas benih yang dihasilkan.

B. Pembenihan

1. Seleksi Induk
     Induk dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosis pemberian pakan sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari.
       Ikan betina yang diseleksi sudah dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 - 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan dan betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan tersebut jantan.
    Ciri-ciri ikan betina yang siap pijah di antaranya adalah: Pergerakan ikan lamban, Pada malam hari sering meloncat-loncat, Perut membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak, Lubang anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan. Sedangkan untuk ikan jantan mengeluarkan sperma (cairan berwarna putih) dari lubang kelamin bila di stripping.

2. Pemijahan
      Dalam pemijahan, ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan rangsangan hormon.   Sehubungan dengan hal itu, maka langkah-langkah dalam pemijahan ikan mas adalah :
Mencuci dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam), Mengisi wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm, Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat agar tidak mengambang.

       Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yang dijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x 0,4 m. Memasukkan induk jantan dan betina siap pijah. Jumlah induk betina yang dipijahkan tergantung pada kebutuhan benih lepas hapa dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan 1. Bobot induk jantan sama dengan induk betina namun dengan jumlah yang lebih banyak

Mengangkat induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk

3. Perawatan Larva
 
    Kakaban diangkat 3 hari setelah telur menetas atau setelah larva tidak menempel di kakaban. Pakan larva berupa suspensi kuning telur dengan frekuensi 5 kali per hari (satu telur untuk 100.000 ekor larva). Waktu perawatan larva ini selama 5 hari sehingga larva sudah tahan untuk ditebar di kolam.

4. Pendederan
      Kolam yang akan digunakan untuk pendederan seharusnya sudah dipersiapkan sebelumnya. Persiapan kolam meliputi pengolahan dasar kolam dan perbaikan pematang. Kolam perlu dipupuk dengan pupuk organik dengan dosis berkisar  150 – 500 gram/M2 dan dikapur dengan kapur tohor dosis 50 gram/M2.
Selesai pengolahan kolam, air dimasukkan setinggi 30 – 50 Cm. Seminggu kemudian benih ditebarkan. 
 

Padat penebaran benih disesuaikan dengan ukuran benih yang didederkan. Benih berukuran 1-3 Cm padat tebar 50 ekor/M2, ukuran 3-5 Cm padat tebar 25 ekor/M2 dan ukuran 5-8 Cm padat tebar 20 ekor/M2.
Selama pemeliharaan pakan bermutu berupa pelet (berbentuk tepung dan atau butiran) perlu diberikan secara berkala sehari dua kali. Di kolam pendederan ini benih dipelihara sekitar sebulan.

C. Pembesaran  
                  

1. Pembesaran di KAD
Pemeliharaan ikan mas di kolam air deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain lokasi dekat dengan sumber air (sungai, irigasi, dll.) dengan topografi yang memungkinkan air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang digunakan berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan dengan debit air minimal 100 liter permenit.
Bentuk kolam air deras bermacam macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun oval. Ukurannya bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan pembiayaan. Umumnya KAD berukuran 10-100 m 2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 - 1,5 meter. Dinding kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan . Oleh karena itu harus berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus memungkinkan tidak daerah mati aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh karena itu kemiringan kolam harus sesuai (sekitar 2 - 5 %).
Padat tebar ikan ukuran 75 -150 gram/ ekor sebanyak 10 - 15 kg /m3 air kolam . Dosis pakan yang diberikan sebanyak 4% bobot biomass /hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali/hari.
 
2. Pembesaran di Kolam
      Selain dibesarkan Jaring kantong terapung dan KAD, ikan karper juga bisa dipelihara di kolam tanah atau kolam tembok secara semi intensif. Luas kolam untuk pembesaran, idealnya berukuran minimal 1 are. Persipan kolam sebelum ditebari benih sama seperti persiapan saat pendederan, yakni meliputi perbaikan pematang dan pengolahan tanah. Kolam juga perlu dipupuk dan diberi kapur.

      Setelah kolam diisi air, benih ikan ukuran 5-8 Cm (ukuran sangkal) ditebarkan dengan padat tebar 10 – 20 ekor M2. Selama masa pemeliharaan air diusahakan selalu mengalir. Selain itu, pemberian pakan berupa pelet dengan dosis 3 persen juga perlu dilakukan setiap hari. Frekunesi pemberian 3 kali/hari.

 
Di kolam air tenang ini, ikan dipelihara sekitar 4 – 6 bulan untuk mencapai ukuran konsumsi atau sesuai permintaan pasar.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

menyediakan OKSIGEN UP KRISTAL untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro