Jumat, 31 Agustus 2012

Loka Karya Perikanan Berkelanjutan di Diskanlaut Tabanan


Guna menjaga kelestarian lingkungan , budidaya ikan ke depan hendaknya menggunakan sistem tertutup dengan memanfaatkan jenis bakteri heterotrofik yang bisa mengubah imbah dari hasil budidaya ikan menjadi sumber protein yang bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan ikan.

Dr. Ir. Bambang Gunadi, M.Sc, peneliti perikanan budidaya di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi, Subang,  Jawa Barat mengungkapkan hal itu dalam Loka Karya Pengembangan Perikanan Budidaya yang Produktif dan Berkelanjutan di aula Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanlaut) Tabanan, Jum’at (6/7). Menurut Bambang, meski teknologi budidaya perikanan sistem tertutup dengan memanfaatkan bakteri sebenarnya sudah lama ditemukan, namun belum banyak yang menerapkannya di lapangan.”Melalui loka karya ini, mudah-mudahan teknologi budidaya ikan ramah lingkungan ini bisa lebih disosialisasikan dan diterapkan oleh para pembudiaya ikan yang hadir,” katanya berharap.

Pada loka karya yang digelar atas kerjasama Diskanlaut Tabanan dan Ikatan Alumni Sekolah Usaha Perikanan (SUPM) Bogor Tahun 1983 ini, Bambang juga menuturkan  bila pakan berupa pelet yang diberikan untuk ikan  banyak yang terbuang sia-sia. Semakin intensif budidaya ikan yang diterapkan, maka semakin banyak pula pakan ikan yang terbuang. “Berdasarkan hasil penelitian, nitrogen pakan yang bisa diubah menjadi daging hanya sekitar 25 persen saja. Sedangkan yang 75 persen terbuang,” paparnya.

Terkait hal itu, Bambang yang membawakan makalah Inovasi Teknologi Baru Perikanan Budidaya ini menuturkan, dengan menerapkan budidaya ikan sistem tertutup melalui pemanfaatan bakteri heterotrofik maka, biaya pembelian pakan bisa lebih ditekan. “Selain ramah lingkungan, budidaya ikan sistem tertutup juga lebih murah,” jelasnya.


Pada sesi kedua, Sabtu (7/7) pagi, Opik, S.Pi Kepala Seksi Pengujian pada Balai Pengembangan Benih Ikan Air Tawar (BPBIAT) Wanayasa, Purwakarta, Jawa Barat yang membawakan makalah Pengembangan dan Prospek Ikan Nila Nirwana menuturkan bahwa ikan nila nirwana yang saat ini beredar di masyarakat telah banyak mengalami penurunan kualitas. Terkait hal itu, BPBIAT Wanayasa telah merilis ikan nila Nirwana II. “Ikan Nirwana generasi kedua ini lebih unggul dibanding ikan nirwana generasi pertama. Baik dalam sisi pertumbuhan maupun ketahanannya terhadap penyakit dan lingkungan,” katanya sambil menambahkan ikan nila Nirwana II saat ini mulai berkembang di beberapa daerah di Indonesia.

Sementara itu, Plt. Sekda Kabupaten Tabanan Ir. I Nyoman Wirna Ariwangsa, MM ditemui seusai acara menyambut antusias loka karya ini karena sejalan dengan Visi Pemkab Tabanan Serasi yakni Sejahtera Aman dan Berprestasi. “Hasil loka karya kita harapkan bisa diterapkan di Kabupaten Tabanan,” katanya berharap.

Ariwangsa juga menyambut baik keinginan Diskanlaut Tabanan untuk mengembangkan Nila Nirwana II yang telah dirilis BPBIAT Wanayasa. “Kabupaten Tabanan merupakan sentra pengembangan nila di Bali. Diskanlaut Tabanan saat ini juga telah mengembangkan beberapa jenis nila. Dalam waktu dekat ini mudah-mudahan bisa mendatangkan nila Nirwana II untuk dikembangkan di Tabanan,” ujarnya. (gus)

Tidak ada komentar: